Tak Ada Kata Kalah Sebelum Perang, Indonesia Perlu Nyali Lawan Brasil

Situs News Indoesia Alternatif Informasi Berita Viral Terbaru

Jakarta, mancingkuy Indonesia

Optimisme perlu tetap bergelora dari dalam diri pemain
Timnas Indonesia U-17
yang melawan Brasil. Tak boleh ada istilah kalah sebelum berperang, siapapun lawan yang dihadapi.
Duel Indonesia vs Brasil akan tersaji pada lanjutan babak penyisihan Grup H Piala Dunia U-17 2025, Jumat (7/11) malam WIB. Bisa dibilang, ini adalah yang terberat bagi tim Merah Putih di fase awal turnamen.
Brasil U-17 adalah lawan terkuat bagi siapapun di Grup H. Eksis di Piala Dunia U-17 2025 sebagai juara Piala Amerika Selatan U-17 2025, tim muda Samba bisa mengalahkan siapa saja yang menghalangi mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Superioritas sudah mereka tunjukkan di laga perdana kontra Honduras. Kemenangan 7-0 yang ditorehkan Brasil membuktikan tim besutan Dudu Patecuci itu sulit dibendung.
Indonesia perlu bangkit usai kalah di laga perdana kontra Zambia. Banyak hal yang bisa jadi pelajaran penting anak asuh Nova Arianto untuk menghadapi lawan yang lebih berat.
Kedisiplinan jadi aspek yang perlu ditingkatkan Mathew Baker dan kawan-kawan. Ini karena seluruh gol yang dicetak Zambia berawal dari kurang efektifnya skema bertahan terutama dalam menutup ruang gerak lawan.
Barisan pertahanan Indonesia nampak abai dalam membaca pergerakan tanpa bola pemain Zambia. Akibatnya bola mudah merangsek ke kotak penalti yang kemudian dituntaskan menjadi gol.
Zambia terbukti bermain klinis dengan tiga gol dari total 13 sepakan yang enam di antaranya mengarah ke gawang. Sementara Indonesia, hanya satu gol yang berbuah dari tujuh kali percobaan.
Tidak ada kesalahan satu orang dalam kekalahan ini. Kekurangan yang bisa diperbaiki adalah kolektivitas dalam bertahan. Terlebih lawan yang dihadapi akan jauh lebih berat dari Zambia.
Aspek berikutnya adalah kepercayaan diri. Sektor tengah yang dikomandoi oleh Evandra Florasta kurang efisien dalam mengalirkan bola. Kehadiran Nazriel Alvaro sebagai tandemnya juga tak signifikan dalam mengatur tempo permainan.
Akibatnya, bola kerap mandek di tengah jalan. Umpan lob ke depan jadi andalan untuk membuka peluang. Namun pemain Zambia lebih siap membaca siasat tim Garuda.
Hal-hal seperti ini perlu jadi bahan evaluasi untuk menghadapi Brasil di laga berikutnya. Motivasi pemain juga perlu dibentuk agar tetap garang di sepanjang laga.
Baca di halaman berikutnya>>>
Bermain nyaman tanpa tekanan bisa jadi kunci bagi Indonesia untuk tampil maksimal lawan Brasil. Timnas Indonesia U-17 perlu fokus pada hal-hal positif selain mengevaluasi diri.
Kekurangan Timnas Indonesia U-17 tak bisa dinafikan. Tapi tim Merah Putih juga punya sederet aspek positif lawan Zambia.
Contoh yang tampak jelas adalah gol yang dicetak Zahaby Gholy. Proses terciptanya apik dan klinis. Berawal dari umpan kaki ke kaki, masing-masing pemain percaya diri dalam menggiring bola ke sepertiga zona pertahanan lawan. Konversi peluang menjadi gol juga dieksekusi dengan tenang.
Terselip harapan proses gol seperti ini kembali terjadi. Selain itu, hal yang tak kalah membanggakan pula adalah determinasi para pemain di lapangan.
Tak terlihat ada pemain mengalami kelelahan hebat saat melawan Zambia. Padahal pemain Zambia punya stamina yang di atas rata-rata. Ini salah satu tolok ukur kondisi fisik Timnas Indonesia U-17 patut diacungi jempol.
Faktor ini bisa jadi tambahan kekuatan bagi Indonesia untuk menghadapi Brasil yang bermain taktis. Pertanyaan berikutnya, apakah Indonesia akan mengubah taktik lawan Brasil?
Pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto menegaskan tidak akan mengubah formasi. Pakem tiga bek sejajar diproyeksi bakal jadi andalan eks pemain yang tenar dengan selebrasi ala “Suster Ngesot” tersebut.
“Kalau formasi tetap sama. Brasil adalah salah satu tim unggulan di turnamen ini. Saya sampaikan ke pemain untuk tidak takut sebelum bertanding. Harapannya pemain lebih berani lagi dan siap,” kata Nova Arianto selepas laga kontra Zambia.
[Gambas:Photo mancingkuy]
Pernyataan yang disampaikan Nova bukan bentuk keras kepala seorang pelatih untuk memaksa kehendaknya. Ada isyarat kepercayaan diri untuk berpegang pada prinsip sebelum adaptif saat berlaga di lapangan.
Terlebih, meski bertitel Piala Dunia, turnamen kelompok umur sejatinya merupakan ajang pembelajaran untuk semua tim. Pemain dan pelatih perlu panggung kompetitif untuk membentuk tim hebat di masa depan.
Bagi Indonesia, bermain di Piala Dunia U-17 saja sudah jadi pencapaian. Kalah atau menang, apalagi jika ada perkembangan di setiap laga, dukungan akan selalu terjaga.
[Gambas:Video mancingkuy]
Main dengan Nyaman Tanpa Tekanan, Maksimal di Lapangan
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN:
1
2

Baca lagi: Trump Bujuk RI-Saudi Ikut Abraham Accords Jalin Relasi dengan Israel

Baca lagi: Persiapan Brasil Lawan Timnas Indonesia U-17: Pijat Sampai Tidur

Baca lagi: US Government Shutdown Enters 36th Day, Longest in History

Kamu mungkin juga menyukai: