Timnas Indonesia U-17: Filanesia Sampai di Titik Tujuan

Situs News Indoesia Alternatif Informasi Berita Viral Terbaru

Jakarta, mancingkuy Indonesia

Timnas Indonesia U-17
memang kalah dari Zambia dalam laga Grup H
Piala Dunia U-17 2025
, tetapi filosofi sepak bola Indonesia (
Filanesia
) sudah sampai di titik tujuannya.
Dalam pengantar buku ‘Kurikulum Pembinaan Sepak Bola Indonesia’ yang terbit pada 2014, Danurwindo (Direktur Teknik PSSI) menulis: Sepakbola Indonesia Menuju ke Level Dunia.
Ya, 11 tahun lalu, ketika buku tersebut diterbitkan, ada harapan sepak bola usia muda bisa berkiprah di pentas dunia. Asa itu tercapai: Indonesia U-17 main di Piala Dunia 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak-anak yang dipimpin Nova Arianto, mayoritas adalah hasil dari pembinaan Filanesia. Hanya empat pemain, diaspora, yang mungkin tak merasakan ‘jalan ninja’ Filanesia.
Bukankah Indonesia U-17 juga main di Piala Dunia U-17 2023? Benar, tetapi saat itu sebagai tuan rumah. Tanpa mengecilkan peran pemain dan tim pelatih, prosesnya tak sama.
Anak-anak Garuda Muda yang bermain di Lapangan Zona Aspire, Doha, Qatar pada 2025 ini lolos ke Piala Dunia U-17 2025 lewat proses panjang, dari tahapan kualifikasi.
Sejak U-7 atau bahkan U-5, ketika buku Filanesia dibuat, Putu Panji dan kawan-kawan baru belajar sepak bola. Filosofi inilah yang mereka dapat di sekolah sepak bola (SSB).
Buku Filanesia menjadi panduan bagi pelatih-pelatih untuk mendapat lisensi kepelatihan level dasar atau amatir, yakni D dan C. Pelatih-pelatih itu kemudian menjadi guru-guru di SSB bagi pemain-pemain yang kini berlaga di Qatar.
Lewat festival, kompetisi regional, hingga akademi klub dalam elite pro academy (EPA), bakat mereka diasah. Filanesia membimbing anak-anak ini ke tim nasional kategori usia.
Lewat buku yang disusun Danurwindo, Ganesha Putera, Barry Sidik, dan Jaka Luka Prahara, yang disemai ide dan pemikiran banyak pelatih termasuk Luis Milla, Indonesia berada di level baru.
“Di kurikulum ini akan tergambar dengan jelas filosofi permainan sepak bola yang Indonesia anggap cocok untuk menuju pentas dunia,” tulis Danurwindo dalam pengantar bukunya.
Ya, Indonesia telah sampai di pentas dunia. Apakah sudah selesai? Tentu, belum. Filanesia bisa mengantar ke pentas dunia, tetapi belum cukup untuk bersaing di pentas tersebut.
Baca lanjutan analisis ini di halaman selanjutnya>>>
Pertandingan belum berlangsung 20 detik, gawang Timnas Indonesia U-17 sudah dibobol Zambia pada Selasa (4/11). Beruntung gol itu dianulir wasit.
Akhirnya, setelah pertandingan berlangsung 90 menit, Indonesia U-17 harus rela takluk dengan skor 1-3. Zambia, debutan di Piala Dunia U-17 2025, menoreh sejarah dengan manis.
Bagaimana performa tim asuhan Nova Arianto ini pada laga tersebut? Tidak terlalu buruk. Namun, harus diakui penampilan pemain pada 45 menit babak pertama kurang matang.
Pada babak kedua, permainan Indonesia jauh membaik. Jumlah serangan lebih banyak dan operan serta tusukan yang dilakukan berhasil disusun, kendati tak berbuah gol.
Yang perlu jadi catatan, sisi kiri terlalu mudah ditembus. Pada saat yang sama sisi kanan kerap kecolongan, meski kebanyakan berakhir dengan keputusan offside.
Setelah kekalahan ini, Indonesia U-17 akan berhadapan dengan Brasil pada Jumat (7/11) malam. Ini lawan berat. Sebelumnya Brasil menang 7-0 atas Honduras.
Terakhir, Indonesia U-17 akan bentrok dengan Honduras pada Senin (10/11). Honduras memang tak punya talenta sebaik Brasil dan Zambia, tetapi tetap saja bukan lawan mudah.
[Gambas:Photo mancingkuy]
Mengutip Yusuf Ibrahim, mantan Manager Sport ANTV dalam kolomnya ‘Timnas U-17: Sudah Menang Sebelum Menang’, sekali lagi publik Indonesia diingatkan untuk sadar diri.
“Negara-negara maju tidak pernah malu menurunkan ekspektasi. Karena mereka tahu, sepak bola adalah maraton, bukan sprint.” Begitu tulis Yusuf mengingatkan. Ini sepak bola pembinaan.
Ya, sepak bola Indonesia baru sampai di level dunia dan belum bersaing di level itu. Karena itu perlu kiranya PSSI membuat kurikulum sepak bola baru tanpa meninggalkan Filanesia.
Jika Filanesia sudah mengantar ke level dunia, sudah saatnya terbitkan kurikulum jilid dua. Bagaimana cara Indonesia bisa bersaing di level dunia? Semoga jawabannya ada di Filanesia 2.0.
[Gambas:Video mancingkuy]
Saatnya PSSI Terbitkan Filanesia 2.0
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN:
1
2

Baca lagi: Erika Carlina Umumkan Kelahiran Anak Laki-laki Pertama

Baca lagi: Mathew Baker Yakin Timnas Indonesia U-17 Bisa Kejutkan Brasil

Baca lagi: Suzuki is confident that electric cars will not be able to overtake ICE and hybrid cars

Kamu mungkin juga menyukai: